Judul: Mengukir Keabadian dalam Kebersamaan
Penulis: Muliadi, dkk (termasuk Raimundus Brian Prasetyawan)
Jumlah halaman: 166 halaman
Penerbit: Oase Pustaka
Tahun terbit: Desember 2021
ISBN: 978-623-378-251-7
Buku ini memiliki cerita istimewa bagi saya. Biasanya jika ikut serta menulis buku antologi, kita harus bayar untuk biaya penerbitan dan percetakkan. Namun buku ini berbeda bagi saya. Berawal dari bulan November 2021, sebuah chat japri WA dari Bu Rosminiyati, salah satu peserta pelatihan belajar menulis PGRI mengajak saya untuk ikut menulis buku ini. "Selamat pagi, Pak Brian. Pak, mohon kiranya Bapak sudi bergabung di menulis buku antologi gelombang 19, versi narsum dan atau panitia. Mau ya, Pak? Ceritakan ttg pengalaman Bapak saat mjd narsum/panitia di gel. 19 utk kami kenang bersama. Terima kasih."
Sudah lama saya tidak ikutan nulis buku antologi. Namun karena ini diajak, maka saya bersedia ikut serta. Setelah peserta tersebut mengirimkan ketentuan penulisannya, ada pesan khusus untuk saya. "Spesial untuk Pak Brian, nulis saja, bonus dari saya." demikian kata beliau.
Saya belum memahami maksudnya. Jadi saya fokus menulis dahulu. Empat hari kemudian saya kirim naskahnya. Beberapa hari kemudian saya diminta alamat untuk pengiriman bukunya. Setelah saya berikan alamat, saya tanyakan berapa biaya yang harus ditransfer.
Namun ternyata saya dijelaskan seperti ini. "Ya, Pak. Sudah saya bayarkan utk Bapak. Jadi Pak Brian tdk perlu transfer lagi. Saya kan sdh janji, Pak Brian cukup nulis saja. Saya ada niat mau ngirimi Pak Brian buku saya, tp keburu dibagi2 ke org lain, stok menipis. Jadi, gantinya buku antologi ini.
Oh ternyata yang dimaksud bonus adalah saya "ditraktir" nulis buku antologi. Wah saya senang sekali. Untuk pertama kalinya saya "disponsori" menulis buku antologi gratis sebagai peserta. Biasanya harus menjadi kurator agar bisa gratis menulis buku antologi. Suatu kehormatan bagi saya bisa disponsori menulis buku antologi. Saya sangat berterima kasih kepada Bu Ros
Oke itu tadi background cerita dari proses hadirnya buku ini. Lalu buku ini isinya tentang apa ? intinya adalah seluruh penulis di buku tersebut menuliskan pengalamannya mengikuti pelatihan belajar menulis PGRI gelombang 19. Banyak kisah yang diceritakan karena pelatihan tersebut berlangsung cukup lama yaitu 2,5 bulan. Terdapat 16 penulis yang bergabung dalam buku antologi tersebut. Tiga diantaranya adalah pengurus pelatihan, termasuk saya. Saya sendiri menuliskan kesan selama mendampingi peserta pelatihan gelombang 19. Saya juga tuliskan siapa saja yang sudah lulus pelatihan.
Selengkapnya bisa simak sinopsis berikut ini:
Belajar menulis di kelas yang sama tidak serta merta membuat pesertanya memiliki cerita yang sama pula. Latar belakang, kondisi, fisik, usia, motivasi, kesiapan, waktu, potensi, keberanian, fasilitas dan faktor lainnya ikut mempengaruhinya. Itu pulalah penyebab lahinya warna-warni yang tersaji di dalam buku ini.
Suguhan menu belajar istimewa dan bervariasi di kelas Belajar Menulis PGRI Gelombang 19 memberikan kesempatan kepada para peserta belajar yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia untuk mewujudkan impian menjadi penulis. Rasa takut, minder, malas, dan faktor yang melemahkan lainnya mampu dipangkas oleh kesabararan, ketelatenan, dan ketulusan para guru hebat sebagai mentor dan pengurus di kelas belajar ini yang dikemas dalam bentuk motivasi tanpa henti.
Metode belajar yang tak biasa dan syarat kelulusan yang berat dapat dilewati dengan perjuangan yang tidak sedikit. Didukung oleh nuansa belajar yang menyenangkan yang diciptakan oleh panitia dan
antarsesama peserta telah menyatukan hati para penulis dalam ikatan batin yang kuat sehingga sepakat untuk mengabadikannya dalam sebuah karya buku antologi ini.
Bagaimana keseruan kisah perjalanan belajar menulis di mata peserta dan mentor/pengurus di kelas belajar istimewa ini? Yuk,disimak dengan membaca tuntas bukunya dan ambil pelajaran berharga dari isinya.
👏, selamat Pak. Satu lagi antologi menambah koleksi
ReplyDeleteMasya Allah.. luar biasa.
ReplyDeleteMasyaallah luar biasa sudah 14 buku antologi bapak. 👍 Terus berkarya pak.
ReplyDeleteSenangnya bisa nubar bersama narasumber. Terima kasih pak Brian.
ReplyDeleteSelamat, Pak. Luar biasa sudah ke-14. Semoga bisa menyusul.
ReplyDeletePsk Brisn emang super. Terima kasih telah membersamai kami.
ReplyDeleteTraktiran yg keren ini.
ReplyDeleteSelamat....
asyik traktirannya, menulis buku antologi
ReplyDeleteTerjawab sudah tanda tanya saya selama ini. Anyway selsmat ya. Semoha besok ada yang menraktir lagi.
ReplyDeleteAda saja cerita unik di dunia antologi . Semoga ada yg ajak-ajak. He..he..he..
ReplyDeleteNgarep.com
ReplyDeletePengin juga gratis2
Rejeki nomplok..
Satu pesan saya "jangan baca cerita saya ya pak" 🤭🤭🤭
ReplyDeleteJudulnya keren.. apalagi isinya.
ReplyDeleteKarena baca nama penulisnya benar-benar buat saya geleng-geleng kepala.
antologinya para Suhu.
Terimakasih pak Brian
ReplyDeletekeren Pak Brian, bangga luar biasa
ReplyDeleteKreen guru
ReplyDeleteWahhh kpn ya saya ikut gabung
ReplyDelete